Berutanglah dengan mulut yang 'Manis'


Apakah Anda pernah susah???

Jika iya, bagaimana rasanya hidup susah tersebut?

Pasti tidak enak, kan!

Misalnya saat ini, Anda butuh dana buat berobat anak Anda yang lagi sakit.

Pasti segala cara akan Anda lakukan.

Dari yang terbiasa Disiplin dalam Good Character, bisa jadi akan switching ke 'bad character'.

Anda mungkin sudah tidak memperdulikan lagi yang namanya gengsi, rasa malu, jaim (jaga image alias pencitraan), asal anak Anda selamat dan sehat dari sakitnya.

Biasanya, Anda akan datang ke orang terdekat.
Berharap dapat pinjaman/santunan, yang terjadi malah penolakan.

Orang yang kita sangka bisa menjadi 'Dewa Penolong' kita, malah menjadi 'Dewa Sakit Hati'.

Lalu, mulailah kita akan lakukan segala macam cara, dari persuasif hingga 'intimidatif'....

Saat itu, mungkin kita baru sadar, siapa sejatinya teman-teman kita.

Banyak yang menjadi teman di kala kita senang, tapi tidak banyak yang jadi teman di kala kita lagi mengalami kesulitan.

Jika nasibnya sama dengan kita, jangan-jangan begitulah kualitas diri kita aslinya.


Memberi Pinjaman dengan Tegas

Cerita seorang teman, sebut saja A, pernah meminjami sahabatnya, si B uang Rp 250rb, saat itu kebetulan beliau lagi kosong.

Betapa senangnya si B yang dapat pinjaman.

Baru satu hari dapat pinjaman dari sahabat baiknya si A, si A  langsung WA sahabatnya tersebut, kapan mau dikembalikan uangnya?

Saat itu juga, dengan berbagai cara, si B mengembalikan uang Rp 250rb tersebut.

Singkat cerita, sejak saat itu, si B kapok meminjam kepada sahabatnya si A, padahal si B termasuk yang punya 'Good Character'.

Lain lagi cerita si C yang ketiban menjadi ketua sebuah organisasi kemanusiaan.

Atas dasar rekomendsi teman baiknya si D, beliau mengangkat si E menjadi salah satu pengurus di organisasi tersebut.

Si C yang sudah berteman lama dengan si D, menjadikan si D sebagai 'Personal Guarantee', jika terjadi apa-apa.

Singkat cerita, si E meminjam uang organisasi tersebut buat keperluan pribadinya.

Dan hingga hari ini, si E belum mengembalikan uang tersebut.

Ternyata, uang tidak mengenal kawan, jika si E ini termasuk 'bad character' maka kewajiban si D lah untuk mengingatkannya.

Lain lagi cerita si F, bagaimana beliau lepas dari belitan mulut manis seorang peminjam.

Atas dasar trauma, si F setiap akan meminjamkan uangnya kepada siapapun, selalu bertanya 3 hal :
1. Berapa yang akan dipinjam?
2. Kapan akan mengembalikan?
3. Bersediakah untuk menandatangani perjanjiannya di atas materai?

Setelah peminjam mengiyakan, misalnya hari senin, biasanya butuh 1 hari untuk si F jawab, yakni hari selasa.

Artinya, bagi si G, sang peminjam, harus menunggu layaknya orang minjam di lembaga keuangan.

Perlu verifikasi terlebih dahulu lewat isterinya si F.

Alasannya, keuangan keluarga saat ini satu pintu lewat menteri keuangan keluarga, yakni isteri si F.

Baru 2 hari kemudian, hari rabu, si F memberitahu si G, bahwasanya beliau baru bisa transfer.

Hari kamisnya, beliau akan mengabarkan bahwasanya beliau lagi terkena deadline.

Jadi, jika sempat ke ATM, akan di transfer.

Sementara si G yang terlalu lama menunggu, sudah mulai gelisah.

Si F Handphone nya tidak aktif, lalu hari Jum'at sore, baru mengabarkan jika rekening giro nya baru bisa dijalankan hari senin siang.

Akhirnya, dengan kekecewaan, si G pulang dengan tangan hampa setelah 5 hari di PHP-in oleh temannya.


Hikmah berteman

Sahabat, berapa banyak dari kita yang ringan tangan membantu saudara atau temannya yang lagi kesusahan.

Tanpa menanyakan alasannya, langsung saja beliau bantu.

Seperti misalnya, Pak Puspo Wardoyo, selalu mengusahakan membantu orang-orang disekitarnya.

Tapi tidak sedikit pula, yang enggan membantu teman atau saudaranya, walaupun dia lagi dalam keadaan lapang.

Rumus di dunia pertemanan, "Bahwasanya Giving harus seikhlash mungkin, dan Business harus sedisiplin mungkin"

Jika babnya adalah kebutuhan, bantulah sebisa mungkin atau terus teranglah jika lagi tidak mampu.

Tapi, jika babnya adalah keinginan, maka katakan dengan lantang, mohon maaf, kami belum bisa bantu.

Jangan sampai 'mulut manis' berubah jadi 'racun'.

Wallahu'alam.....


Hari 'Soul' Putra  
Managing Director WealthFlow 19 Technology www.P3KCheckUp.com  
Founder IBC/Indonesian Business Community  
Motivator Keuangan Indonesia  
0815 1999 4916


#BerutanglahDenganMulutYangManis
#SpiritualFinance
#KetenanganKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow