Manajemen Keuangan Bagi Milenial (2-Habis)


Kanal MOTIVASI KEUANGAN Republika Online


REPUBLIKA.CO.ID, Jika kita melihat apa saja yang dilakukan anak-anak milenial hari ini terhadap uangnya, maka kita akan membagi 2 tujuan hidup mereka.

Merancang Manajemen Keuangan Milenial

1. Life goal

Life goal adalah tujuan hidup yang berkorelasi dengan tingkat pendidikan, lingkungan, wawasan, dan lainnya. 

Dengan abad teknologi ini, maka faktor jarak sudah bukan hal yang ganjil lagi, misalnya berita yang terjadi di Amerika hari ini bisa kita saksikan saat ini juga.
Jadi, apa yang terjadi di sana, sudah menjadi konsumsi kita sehari-hari. 

Maka fenomena global seperti film baru, wisata baru, makanan baru, bisa juga kita nikmati saat ini juga.

Artinya, jika anak milenial yang hobi travelling, cukup pesan tiket via aplikasi lalu besoknya atau hari ini juga, bisa langsung terbang ke daerah tujuan wisata tersebut. 

Begitu mudahnya teknologi memanjakan kita hari ini.

2. Financial goal

Ada fenomena YOLO (You Only Live Once) alias hidup ini hanya sekali, maka nikmatilah. 

YOLO ini biasanya memiliki karakter dengan ciri khas kemauannya harus dipenuhi segera, ibaratnya generasi instan.
Mi instan saja walau langsung dimasak, tetap saja perlu proses, sementara YOLO ini ingin hari ini terpenuhi hari ini.

Makanya jika, orang tuanya tidak siap akan kelabakan dalam mendorong anak-anak YOLO ini. 

Dan kabar baiknya dari zaman ke zaman, tidak ada yang namanya proses merencanakan keuangan buat target keuangan itu instan, kecuali Anda bermental petarung tangguh.

Misalnya, jika Anda seorang pekerja mandiri, ingin ke luar negeri 2 pekan lagi. Sementara uang di tangan tidak ada dan tidak mau menggunakaan fasilitas tarik tunai kartu kredit, maka Anda akan memaksimalkan bagaimana caranya agar jualannya laku.

Jika presentasi produk atau jasa Anda biasa dilakukan 3 kali dalam sehari, ini bisa 10 kali per hari agar target dana tercapai. Jika tidak, yang terjadi adalah hal-hal negatif, seperti stres atau seperti bunuh diri.

Financial goal itu sebuah proses yang harus dilalui agar hasilnya menjadi optimal, bukan sekedar hasil jadi saja.


Millennial Money Management

Karena cara berpikirnya yang serba instan, maka anggarannya harus disesuaikan dengan pola pikirnya. 

Saya coba membuat aturan 532 yang terinspirasi ketika saya pernah menjadi seorang sales di perusahaan konsultan penerbitan buku anak dan ensiklopedia.
Ada rumusan umum di dunia pemasaran agar kita bisa mencapai closing atau tercapainya target penjualan, yakni untuk mendapatkan 2 orang klien yang beli produk kita. 

Lalu kita harus presentasi ketiga orang, dan agar bisa mendapatkan janji presentasi ke tiga orang tersebut kita harus menelepon atau pendekatan ke 5 orang dari database kita.

Jadi jika kita punya 10 calon prospek di data base penjualan kita, maka kita akan sortir mana yang memiliki 3 kategori: Money, Authority dan Need.

Biasanya dari 10 nama tersebut setengahnya bisa kita call atau buat janji ketemu. Dari 5 nama ini yang bisa kita datangi secara fisik, ada 3 orang yang bisa kita presentasikan.

Jika kita sudah jago sekali dalam presentasinya, maka rata-rata akan ada 2 orang yang menerima kita alias closing

Teori rata-rata sales dengan jam terbang di atas bisa kita gunakan dalam budgeting rule 50:30:20.

Ada 3 cara agar generasi YOLO ini mau melihat masa depan dari perspektif motivasi keuangan.

1. Apa yang menjadi Kebutuhan (NEED) Generasi YOLO ini
Pastinya makan, transportasi, pulsa dan lainnya. Maka kita anggarkan maksimal 50 persen dari anggaran pendapatan kita.

Need ini meliputi  (groceries, housing, utilities, health insurance, car payment). Artinya, agar kita bisa tetap hidup dan eksis, milikilah multi source of income dari hobi dan passion kita yang menghasilkan.

2. Apa yang menjadi Keinginan (WANT) Generasi YOLO ini

Di zaman leisure economy ini, maka prioritas makan, nonton, jalan-jalan dan lainnya adalah keinginan setiap orang. 

Maka kita anggarkan tidak boleh lebih dari 30 persen dari anggaran pendapatan kita. Want ini meliputi (shopping, dining out, hobbies)

3. Apa yang menjadi Impian (DREAM) di masa depan secara keuangan, walau dalam jangka dekat

Jika menikah adalah target terdekat, tentunya tidak bisa kita lepaskan diri kita harus menabung dan berinvestasi.

Walau kepemilikan mobil bukanlah sebuah prioritas, tetap saja harus menyisihkan biaya transportasi di masa depan.

Walau kepemilikan rumah bukanlah sebuah prioritas, tetap saja harus menyisihkan biaya perawatan tempat tinggal di masa depan. Maka kita anggarkan 20 persen dari anggaran pendapatan kita.

Lantas bagaimanakah dengan fungsi sosial dan fungsi spiritual kita? Ini bisa kita ambil dari need dan want serta dream kita disesuaikan dengan believe system kita.

Tapi yang pastinya, lakukan kebiasaan berempati sosial secara berjamaah dan bayarlah kewajiban untuk Tuhan terlebih dahulu (zakat, sedekah, perpuluhan, derma dan lainnya), setelah itu baru Dream kita dalam bentuk Saving, Protection, Investing disisihkan di awal, bukan disisakan di akhir, setelah itu penuhi Need kita dengan hitung ulang  yang sebenar-benarnya pengeluaran, baru Want kita.
Jadi pola 532 ini, diawali dengan Pay your God First, Dream, Need, baru Want kita. Jika sukses saja berpola, maka sukses dalam menggapai tujuan keuangan pun ada polanya.

Selamat menjalankan rencana bujet keuangan Anda.


Kolom ini diasuh oleh WealthFlow 19 Technology Inc.,Motivation, Financial & Business Advisory (Lembaga Motivasi dan Perencana Keuangan Independen berbasis Sosial-Spiritual Komunitas). Pertanyaan kirim ke email : uang@rol.republika.co.id  SMS 0815 1999 4916.

Hari 'Soul' Putra
Managing Director WealthFlow 19 Technology
www.P3KCheckup.com
Founder IBC/Indonesian Business Community
Motivator Keuangan Indonesia
0815 1999 4916



#ManjemenKeuanganBagiMilenialBagian2
#SpiritualFinance
#KetenanganKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow