Income Jakarta, Expense Jogja


Happy Friday-Apa yang Anda bayangkan ketika mendengar kata Jakarta?

Selain tentunya ibukota Republik Indonesia dan sebagai daerah khusus, tentu itulah pusat ekonomi dan tempat 70% perputaran uang.

Jikapun ada di daerah-daerah di tanah air, lewat sistem Keuangan, Perbankan dan FinTech dan TekFin hari ini, akan kembali lagi ke Jakarta.

Semua infrastruktur tentu lebih lengkap di Jakarta ketimbang di pulau-pulau lain.

Karena itu banyak yang mendambakan Jakarta Dream, paling tidak setiap tahun ketika arus balik terjadi, orang-orang dari pelosok negeri berbondong-bondong ke Jakarta.

Hanya berbekal mimpi, tekad kehidupannya bisa lebih baik lagi.


Kota Pendidikan

Masih di Pulau Jawa, mengarungi 561 Km ke arah timur, kita akan ketemu dengan Kota Jogjakarta.

Apa yang Anda pikirkan tentang Kota Jogja?

Selain daerah istimewa berbentuk Kesultanan, Kota Pendidikan adalah penyematan terhadap ibukota Mataram Islam ini.

Banyak sekolah hingga perguruan tinggi ada di Jogjakarta.
Bagi Generasi Selenial (Senior Milenial), Jogja itu kota yang 'Ngangenin' dengan sejuta pesona dan daya tariknya.

Berbicara tentang Biaya Hidup, Jakarta dengan UMP/UMR (Upah Minimum Provinsi/Upah Minimum Regional) termasuk tinggi, per 2019 Rp 3,9 juta tentu Biaya Hidupnya juga tinggi, kebalikannya dengan Jogja dengan UMP/UMR termasuk rendah, per 2019 Rp 1,5 juta tentu biaya hidupnya juga rendah.

Walau begitu, kenapa jika kita tanya ke mereka yang mendapatkan UMP/UMR termasuk tinggi, tetap saja kurang, pun begitu juga ketika kita bertanya kepada mereka yang mendapatkan UMP/UMR termasuk rendah, tetap saja kurang.

Apa masalahnya?

Jika faktor eksternal yang jadi bahan kajiannya, tentulah inflasi, krisis ekonomi, musibah dan kebijakan pemerintah/penguasa yang menjadi biangnya.

Tapi jika kita lihat dari sisi internal, maka diri kita sendirilah yang menjadi penyebabnya.

Untuk faktor internal, yang selalu menjadi 'kambing hitam' nya adalah Gaya Hidup/Gengsi (konsumtivisme) dan Manajemen Pengelolaan Diri serta Uang.

Mari kita bahas satu persatu sembari menghirup teh beraroma keuangan.

1. Gaya Hidup (life style)

Gaya hidup menurut KBBI daring adalah sikap atau pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia di masyarakat.

Pola ini pastinya selain faktor keluarga, juga menyangkut lingkungan yang membentuk seseorang.

Apalagi jika sedari kecil kita tidak pernah diajarkan untuk Melek Finansial.

Gaya Hidup ini nama lain dari GENGSI, yakni Harga Diri, Martabat, Kehormatan, dan Pengaruh.

Tidak salah dengan gengsi, jika itu adalah kita apa adanya.

Yang jadi masalah adalah ketika kita memaksakan sesuatu yang di luar dari kemampuan kita.

Jika ini ranahnya impian, maka itu patut yang lebih tinggi.

Misal kita ingin Jalan-Jalan ke Luar Negeri, maka mimpi tersebut perlu kita realisasikan dengan perencanaan yang matang dan terukur.

Tapi jika kita hari ini, baru mampu punya motor, lalu memaksakan ingin punya mobil dengan cara cicilan yang kita tahu melebihi batas maksimal cicilan 35% dari income bulanan kita, maka hanya menunggu waktu kita akan terpuruk.

Orang yang kaya dan kelihatan kaya itu sesuatu yang berbeda, sama juga orang yang kelihatan mampu tentu berbeda dengan yang mampu beneran.

Gaya hidup seperti orang yang kelihatan kaya dan kelihatan mampu.

Inti dari gaya hidup adalah konsumtivisme, yakni keinginan untuk membeli barang dan jasa hanya untuk kepuasan semata bukan berdasarkan kebutuhan.

Sementara lawan dari gaya hidup adalah hidup semurah mungkin yang maknanya adalah hidup tenang dan lapang.

Karena jika kita paksakan mengejar 'kepuasan gaya hidup' maka kita akan selalu berkekurangan.

Dulu waktu masih jalan kaki ingin naik sepeda, setelah pendapatan naik, naik juga gaya hidupnya dari motor, mobil, helikopter, pesawat dan seterusnya.

Ini jika kita terus turutkan, tidak akan pernah habis, ibarat minum air laut, semakin di minum semakin haus.

Harusnya sesuai dengan kebutuhan hidup kita saja.

2. Manajemen Pengelolaan Diri

Kita tidak bisa mengontrol orang lain, tetapi kita bisa mengontrol diri kita sendiri.

Karena kita bisa mengendalikan diri kita, maka kita bisa 'memaksa' kehendak kita.

Awalnya mungkin di paksa, lalu terpaksa dan akhirnya terbiasa.

Semua itu berawal dari Mindset atau Cara pandang kita terhadap sesuatu.

Jika makan adalah kebutuhan hidup, maka makan-makan adalah keinginan orang hidup.

Akhirnya, kita kembalikan kepada fungsi dari sesuatu.

Jika gadget canggih adalah kebutuhan, dimana kebutuhan standarnya sudah dipenuhi oleh Smartphone standar, kenapa juga kita harus membeli Smartphone canggih yang fitur-fiturnya tidak pernah kita gunakan sejak bungkusnya kita buka?

Ini adalah bagaimana kita bisa mengendalikan keinginan dalam diri kita terhadap serangan dari luar.

Manajemen Pengelolaan Diri erat kaitannya dengan Kedewasaan Keuangan, yakni cara kita Memahami Pengaturan Uang ala Pebisnis dan Investor sejati.

Tidak mudah baperan dan tidak mudah kagetan ketika mendapatkan uang atau aset baru, pun kehilangannya.

3. Manajemen Pengelolaan Uang

Jika kita bisa kreatif sedikit, maka kita bisa punya ala Income Jakarta dan Expense Jogja.

Tapi berapa banyak dari kita yang justru kebalikannya terlalu kreatif, ala Income Jogja Expense Jakarta.

Artinya lebih besar pasak dari pada tiang, lebih besar pengeluaran ketimbang pendapatan.

Dan akar dari hal di atas adalah Gengsi dan Spekulasi, di luar musibah.

Musibah memang tidak bisa kita elakkan, tetapi bisa kita antisipasi.

Sedangkan gengsi dan spekulasi, bisa kita atasi dengan pengendalian diri.

Income Jakarta, selain memang memiliki keahlian, kita punya Multi Source of Income yang berarti ada banyak sumber pemasukan.

Jika pemasukan sudah tinggi, harusnya hidup lebih lapang dan tenang.

Gaya hidup bisa kita kendalikan, spekulasi bisa kita hentikan.
Sedangkan Expense Jogja bermakna 'murah' dengan variabel kebutuhan hidup antara lain : Transportasi, Makanan, Pakaian dan sepatu, Olahraga dan kenyamanan/Hiburan, Pasar, Kebutuhan bulanan, Rumah Makan/Restoran, Sewa rumah bulanan, Perawatan pribadi dan lainnya.

Bandingkan dengan kita tinggal di Jakarta, tentu hal di atas bisa dua kali atau tiga kali lipatnya.

Agar Manajemen Pengelolaan Uang kita menjadi semakin lebih baik, alangkah baiknya kita mulai merencanakan masa depan keuangan kita dengan disiplin untuk menentukan mana yang prioritas dan mana yang bukan.

Agar apa-apa yang kita rencanakan menjadi lebih terukur, berikut 4 Tips terkait Manajemen Pengelolaan Uang, yakni :

1.  Punyai Buku Mimpi Keuangan

Jika kita punya Financial Dream Book, maka paling tidak arah dan tujuan dari keuangan kita akan lebih terukur ketimbang tidak sama sekali.

Dengan Financial Dream Book tersebut akan selalu menjadi pengingat ketika kita menjalankan mimpi-mimpi keuangan kita.

2.  Buat Daftar Prioritas terkait Manajemen Keuangan

Jika ada 100 mimpi keuangan, maka coba di pilih dan pilah lagi, mana yang benar-benar prioritas kita hari ini menjadi 50.

Dari 50 kita sortir lagi menjadi 25, dari 25 menjadi 10, lalu 5 dan ambil 3 teratas yang benar-benar prioritas.

Mulailah menjalankannya dari yang 1, 2, dan 3 hingga nanti ke 100 mimpi keuangan kita bisa kita raih dalam kurun waktu hidup kita.

3.  Milikilah Mentor Keuanngan sebagai sparring partner Anda

Setiap orang memiliki gaya belajar tersendiri dalam bidang keuangan, ada yang menunggu sempurna dulu baru praktek, ada yang langsung praktek baru menyempurnakan polanya.

Ada juga yang mengkombinasikan kedua-duanya.

Apapun gaya belajar keuangan kita hari ini, memiliki mentor keuangan mutlak diperlukan agar waktu belajar kita menjadi pendek.

Bukan berarti instan, tetapi kita memiliki keterbatasan dalam banyak hal.

Fungsi mentor inilah untuk mempercepat realisasi mimpi keuangan kita yang dengannya bisa menjadi sparring partner (latih tanding) kita dalam menjalaninya.

4.  Selalu Evaluasi pencapaian dari mimpi keuangan tersebut

Jika di neraca laba rugi menggambarkan skor pertandingan kita tiap bulan, apakah untung atau rugi dan diakumulasikan selama setahun, maka evaluasi dalam Manajemen Pengelolaan Uang mutlak dilakukan tiap bulan selama setahun agar kita tahu posisi kita sudah sampai dimana dan apa saja yang harus kita lakukan kedepannya.

Dengan 4 hal di atas, jika kita lakukan secara konsisten, Insya Allah Income Jakarta, Expense Jogja bisa kita raih. 


Hari 'Soul' Putra
Managing Director WealthFlow 19 Technology
www.P3KCheckUp.com
Founder IBC/Indonesian Business Community
Motivator Keuangan
 

 
#IncomeJakartaExpenseJogja
#MotivatorKeuangan
#SpiritualFinance
#KetenanganKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow
#MengaturPendapatan
#HariSoulPutra
#ManajemenKeuangan