Kemerdekaan Keuangan



Bila kita menyebut tentang Kemerdekaan, mungkin yang terbayang dalam benak kita seorang Pahlawan yang berperang dalam kancah pertempuran besar, dan menang.
Ini merupakan suatu pengertian yang telah menjadi sifat atau fitrah semua manusia, dengan lain perkataan kemerdekaan adalah sesuatu yang menjadi keinginan semua manusia di dunia.

Tidak ada manusia di dunia ini yang tidak menginginkan kemerdekaan, bahkan inilah cita-cita tertinggi manusia ketika ingin menjadi manusia sejati.

Hanya yang berbeda adalah pengertian setiap kita, apakah arti kemerdekaan dan bagaimana bentuk kemerdekaan itu serta bagaimana pula usaha yang perlu dilakukan untuk mendapatkan kemerdekaan.

Apa arti Kemerdekaan Keuangan?

Bagi sebagian orang, merdeka secara keuangan adalah terbebas dari beban utang yang melilit daya beli dan membuat perut mulas setiap dekat tanggal tagihan (jatuh tempo).

Bagi sebagian orang lain, merdeka secara keuangan bisa jadi adalah bebas untuk beli apa saja yang diinginkan tanpa harus banyak berhitung apakah uangnya masih cukup atau tidak.

Bagi yang mengikuti pendapat Kiyosaki, merdeka secara keuangan adalah saat penghasilan pasif sudah lebih tinggi daripada pengeluaran rutin. Sehingga bebas apakah mau bekerja atau tidak, bekerja bukan lagi untuk uang karena sudah tercukupi.

Menurut Ahmad Gozali (Perencana Keuangan Syariah), merdeka secara keuangan adalah percaya sepenuhnya bahwa rezeki diatur oleh Yang Maha Kuasa tanpa diganggu oleh kepentingan lain di dunia.

Sehingga saat kita berharap, berdoa, merencanakan, menjemput, mencari, mengumpulkan, mengelola, membelanjakan, menginvestasikan, membagikan, mewariskan harta tersebut; semuanya mengikuti cara yang ditetapkan oleh Maha Pemberi Rezeki.

Sehingga saat ada klien yang minta markup harga, kita merdeka untuk bilang tidak.

Saat ada kawan mengajak korupsi, kita merdeka untuk menolaknya.

Bagi beliau, merdeka secara keuangan itu tidak dibelenggu oleh utang, tidak dijajah keinginan yang berlebihan, atau diinvasi oleh kepentingan yang bertentangan dengan kehendak Yang Kuasa.

Makna baru yang hendak saya tambahkan adalah bahwasanya Kemerdekaan Keuangan sejati adalah ketika aturan yang Allah SWT tidak kita langgar dan seirama dengan perintah yang Allah SWT telah gariskan.

Kemerdekaan keuangan ini merupakan bentuk kemerdekaan fikiran dan kemerdekaan jiwa yang tidak terpaut dan terpesona dengan alam kebendaan.

Artinya cukuplah harta benda di tangan, bukan di hati seperti yang selalu Rasulullah Muhammad SAW contohkan.

Mengakhiri tulisan ini, berikut saya nukil dari sejarah hidup Imam Syafi’I Rahimahullahuta’ala, sewaktu beliau pulang dari menuntut ilmu kepada Imam Malik untuk bertemu dengan ibunya dengan membawa 4.000 Dinar Emas (jika kita kurskan ke uang rupiah hari ini menjadi Rp 9.500.000.000 alias 9,5 M dengan 1 Dinar Emas = Rp 2.375.000 versi Wakala Nusantara per 18 Agustus 2017 M) hasil dari pemberian gurunya itu.

Tetapi hatinya tetap merdeka dan tidak terpaut dengan hartanya itu, karena belum juga sampai ke rumahnya uang 4.000 Dinar Emas itu sudah habis di bagi-bagikannya kepada fakir miskin, yang tinggal hanya 2 Dinar Emas untuk ibunya.

Begitulah sikap dari orang yang pikiran dan jiwa merdeka secara keuangan.

Bagaimana dengan kita hari ini, sudahkah kita Merdeka Keuangan?

Wallahu’alam Bisshowab…

Sumber : Gozali.id dengan Penyesuaian Makna Baru


Hari 'Soul' Putra  
Managing Director WealthFlow 19 Technology www.P3KCheckUp.com
Founder SWAT ACTION
Motivator Keuangan Indonesia  
0815 1999 4916



#KemerdekaanKeuangan
#MerdekaKeuangan
#MerdekaFinansial
#FinancialFreedom
#KetenanganKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow