Pada penghujung Ramadhan tahun ini, 1439 H, sore menjelang maghrib saya kedatangan tamu dari Depok. Haji Eko dengan istri dan anak anaknya.
Haji Eko saya kenal 4 tahun lalu, dia adalah Pengusaha Angkot yang jatuh bangkrut dan terlilit utang milyaran rupiah.
Haji Eko datang untuk melaporkan bahwa hari ini kehidupannya telah jauh lebih baik dibanding pertama ketemu dulu.
Dia mengaku semenjak kenal dengan IIBF cara berfikirnya berubah sama sekali, merasa lebih mantap dalam berusaha, dan sangat yakin bahwa hal terbaik bagi kehidupannya akan datang suatu saat.
"Saya selalu ingat pesan Bapak, harus saling redho dengan istri" demikian ungkapnya.
Dia mengaku tidak pernah mengeluh kepada istrinya apapun yang terjadi, demikian juga sebaliknya.
Kalau dengan pasangan aja nggak pernah mengeluh apalagi kepada Allah, "Saya tidak pernah dan tidak akan pernah kecewa dengan apa yang telah Allah tetapkan kepada saya" imbuhnya.
Dia datang melaporkan bahwa bisnisnya sudah mulai tumbuh, masih di bisnis angkot dan bisnis baru bidang properti.
Persoalan terbesarnya telah selesai, rumahnya sudah tertebus lunas.
Mahalnya Harga Sebuah Kemerdekaan Keuangan
Menurutnya ini adalah sebuah kegembiraan tersendiri, hanya sekedar bisa membuka jendela rumah, menyalakan lampu rumah, atau sekedar duduk-duduk di teras dengan perasaan bebas, ternyata adalah sesuatu yang dia tidak bisa lakukan dalam waktu bertahun tahun, karena selalu dihantui kekhawatiran akan penagih utang yang sewaktu waktu bisa datang menyatroni rumahnya.
Demikianlah dia menggambarkan mahalnya harga sebuah kemerdekaan.
Haji Eko dan istrinya berkisah bahwa rumahnya lunas secara ajaib.
4 tahun dia lalui dengan susah payah berusaha membangun kembali bisnis hanya cukup untuk melunasi utang-utangnya yang kecil-kecil dan banyak, rumahnya tidak sempat tersentuh hingga suatu ketika dia terkaget kaget karena rumahnya telah jatuh ke tangan orang lain melalui proses yang tidak dia sadari.
Pemilik baru memberikan waktu hanya beberapa hari kepada H Eko dan keluarga untuk meninggalkan 'rumahnya' kecuali dia sanggup membeli kembali 'rumahnya' tersebut dengan harga yang sangat berat.
Di tengah usahanya untuk meminta kelonggaran kepada pemilik rumah yang bersikukuh meminta dia segera hengkang atau rumahnya dibeli dengan harga tertentu, H. Eko merasa hanya bisa berpasrah, menangis sepanjang malam beserta istrinya di hadapan Allah.
"Ya Allah, Aku mohon pertolonganMu.."
Demikianlah, nampaknya pintu langit terbuka, Allah ternyata tidak tega melihat air mata pasangan suami istri ini tertumpah hampir setiap waktu di sepertiga malam.
Hingga tiba pada satu saat Haji Eko mengaku dirinya seperti melayang-layang, hidup terasa ringan sekali ketika di saat saat itu rejeki datang sangat deras dari berbagai penjuru.
Temannya mengabarkan bahwa harga cryptocurrency sedang melonjak tinggi sekali, Haji Eko-pun baru ingat bahwa dia dulu pernah berinvestasi sebesar 30 juta disitu, dia segera jual dan mendapatkan lebih dari 700 jt dari investasinya, pada saat yang berasamaan dia juga mendapat komisi cukup besar dari penjualan properti.
Dan yang aneh, di tengah bisnis angkot yang hancur karena adanya taksi online dia justru dapat berkah karena banyak dititipi angkot-angkot yang di jual murah untuk dia jual kembali ke daerah dengan pembayaran CASH.
Semua terjadi dalam waktu yang singkat, uang datang dalam jumlah besar yang tidak pernah dia alami sepanjang hidupnya dulu.
Rumahnya berhasil dia tebus sebelum tenggat waktu itu jatuh tempo, Allahu Akbar!
Saya sendiri termangu mangu mendengar kisahnya, sebuah kisah di mana Allah menunjukkan kebesaranNya bagi orang-orang yang berfikir.
"Apa amalanmu Mas?"
Tanya saya penasaran.
"Tidak ada pak, tapi saya tidak pernah melewatkan seharipun tanpa bersholawat kepada Rasulullah SAW minimal 1.000 kali"
Saya teringat Rasulullah SAW bersabda yang artinya: Barang siapa sulit keperluannya, maka hendaklah memperbanyak dengan sholawat, dalam satu riwayat : lalu ia memperbanyak dengan sholawat kepadaku, maka sesungguhnya itu bisa membuka kesedihan dan kesempitan dan bisa memperbanyak rizki dan semua hajjat akan terpenuhi.
Hati saya menangis..Wahai Allah, betapa luasnya rahmatMu..
Kita sering lupa, di tengah semua usaha yang kita lakukan, di tengah semua kelelahan berfikir, di tengah rasa cemas dan khawatir, sesungguhnya semua ketentuan hanyalah milik Allah, kekuasaan yang sesungguhnya hanyalah kekuasaan Allah.
Maka tugas kita adalah berjuang untuk mendapat redhoNya.
Berusaha dengan sungguh-sungguh, berfikir dengan sungguh-sungguh, dan yakin dengan sungguh-sungguh adalah bagian yang tidak terpisahkan satu dengan yang lain.
Tugas kita menyamakan diri dengan ayat, berusaha semampunya untuk memenuhi syarat-syarat dalam meraih janji Allah.
Haji Eko memenuhi ketiganya, tetap berusaha, tetap berfikir, dan tetap yakin kepada janji Allah SWT.
Investasinya bukanlah pada cryptocurrency yang berhasil dia jual dengan harga tinggi, investasi cryptocurrency hanya sebuah ikhtiar yang bisa saja tidak membuahkan hasil.
Bershalawat yang dia lakukan, adalah investasi sebenarnya yang telah dia lakukan setiap hari.
Investasi yang pasti membuahkan hasil.
Heppy Trenggono
President IIBF
(Indonesian Islamic Business Forum)