From Professional Mother to MomPreneur

Teman saya seorang karyawan yang memiliki anak baru satu, biasa disebut MaMud Abas (Mamah Muda Anak Baru Satu), sedang galau terkait dengan anaknya yang beliau titipkan di sebuah Day Care.


Alih-alih ingin fokus kerja membantu suami meningkatkan perekonomian keluarga, yang terjadi malah anaknya Mall Nutrisi dikarenakan keteledoran dari pemilik penitipan tersebut.

Tidak berarti semua Day Care seperti itu, tetapi kebetulan tempat teman saya tersebut lagi bermasalah.

Di satu sisi ingin hidup sejahtera dengan 2 income, dari suami dan isteri, yang terjadi malah menghabiskan uangnya di pos pengobatan buat anak.

Ada juga teman yang lain, juga lagi galau ketika mencari sekolah buat anakknya yang termasuk kategori anak spesial, anak inklusi, dimana pendidikan yang dia idam-idamkan buat si buah hati belum dia temukan.

Alih-alih ingin 'menitipkan' anaknya pada lembaga pendidikan tersebut, hari ini teman tersebut memberanikan diri untuk mendidik sendiri anaknya, jadi biar lebih fokus mengembangkan bakat dan talenta si anak di rumah.

Beberapa contoh di atas adalah masalah-masalah yang lazim kita temui pada pasangan muda.

Di samping penghasilan yang pas-pasan, yang tidak kuat mengejar laju inflasi riil, keinginan menjadi pekerja mandiri yang berkembang, punya waktu buat keluarga dan tentunya ingin mendidik sendiri anak-anak mereka.

Kalaupun tidak dapat semuanya, minimal mereka bisa tetap memantau perkembangan si buah hati dan bisa bekerja dari rumah.


Kekhawatiran seorang ibu

Biasanya, ada 3 kekhawatiran seorang ibu rumah tangga yang tidak bekerja atau berpenghasilan, sementara disisi lain, seorang karyawan atau pekerja mandiri yang telah memiliki income, merasa belum mampu mengatur waktunya buat keluarga, penyebabnya antara lain :
 
1. Merasa dirinya belum mampu menjadi 'Super Mom' buat keluarga, baik di mata suami atau anaknya
2. Merasa cita-citanya tidak penting, jadi tidak ada bargaining position terhadap mimpi keuangan keluarga buat mewujudkannya
3. Tidak memerlukan mimpi pribadi yang perlu diwujud dan diperjuangkan.

Kekhawatiran ini kerap terjadi pada wanita umumnya dan juga para professional mother.

Seorang Professional mother adalah orang yang ahli dalam mendidik anak-anaknya, fokus pada kepentingan keluarga dan menjadi ratu rumah tangga sejati.

Professional Mother, tahu detail perkembangan anak-anaknya dan paham akan kemana anak-anaknya tersebut bertumbuh.

Kebanyakan Professional Mother adalah mereka yang kewajiban keuangannya dicukupkan oleh suaminya.

Sehingga tidak ada alasan lagi untuk mencari penghasilan tambahan.

Tetapi masalahnya, kadang kejadian di luar keluarga seperti kebutuhan keluarga yang tinggi, 'merusak' acara Sang Professional Mother.

Sementara itu, ada peluang untuk upgrade diri menjadi sosok MomPreneur.

MomPreneur adalah Emak-emak yang memiliki passion dan talent ingin bersatunya keluarga, tidak tercerai berai walau sekedar masalah keuangan.

Hidup berkecukupan secara keuangan dengan memiliki bisnis yang menghasilkan pendapatan & ingin menjadi diri sendiri, bukan hidup di bawah bayang-bayang orang lain.

Agar Professional Mother bisa meng-upgrade diri menjadi MomPreneur, maka Rumusannya MomPreneur adalah :
We love, We do (mencintai apa yang kita kerjakan).

Sehingga setiap langkah menjadi pekerja mandiri sejati atau pebisnis sejati, merupakan amal ibadah, walau seterjal apapun jalannya.

Untuk itu, sebelum menjadi The Real MomPreneur, ibu rumah tangga harus tahu kondisi keuangan keluarganya terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk berkarir menjadi MomPreneur.

Berikut 3 Langkah yang bisa diaplikasikan seorang MomPreneur :

1. Mampu mandiri secara keuangan

Bagaimana mungkin mandiri secara keuangan jika belum Melek Keuangan.

Artinya, Anda harus Melek Keuangan dan IQ Keuangannya meningkat dari waktu ke waktu.

Berarti Anda harus punya keahlian keuangan dan keahlian profesi.

Saat ini kita lihat, bagaimana para generasi milenial, berlomba-lomba untuk kerja di bidang dan sistem non konvensional, misal menjadi Selegram (selebriti instagram), youtuber, pengasuh blog dll yang kesemuanya bisa terjadi jika mereka punya jiwa mandiri.

2. Katalisator Penting dalam keluarga

Support system keluarga harmonis adalah memiliki para mentor sukses dan kawan-kawan seperjuangan yang mendukung langkah mereka.

Dengan adanya katalisator tersebut, sudah duka dalam mengarungi dunia MomPreneur akan lebih mudah menjalaninya.

Bahkan beberapa pasangan muda yang suaminya bekerja, memutuskan menjadi CouplePreneur agar bisa totalitas membantu usaha isteri yang terus berkembang.

Contoh Bunda Kartika, Sang Owner KEKE Fashion bisa dijadikan salah satu benchmark.

Artinya, saling menghargai dan bahu membahu dalam sebuah keluarga, selain mempererat ikatan keluarga, juga jadi penyemangat dalam mendidik anak dan berusaha.

3. Perlu cita-cita agar punya target dalam hidup

Sinkronisasi mimpi pribadi, keluarga dan bisnis adalah sebuah keharusan.

Ibarat bahan bakar, maka cita-cita adalah api penyemangat yang akan terus menggelorakan tujuan-tujuan keuangan keluarga.

Memperbaiki tingkat pendidikan anak, bisa beribadah ke tempat-tempat suci di seluruh dunia, pensiun yang menyenangkan, berbagi kepada yang membutuhkan dan bisa beraktualisasi diri secara totalitas adalah beberapa cita-cita yang sangat menggoda untuk di wujudkan.
..............................

Di Jabodetabek dibuka Workshop sehari tentang *MomPreneur Workshop Series, Sukses Mengelola Keuangan Keluarga*, Info http://bit.ly/2L0mQb6
..............................

Ini adalah salah satu sarana untuk membuat hidup Anda dan keluarga jadi lebih baik lagi.....


Hari 'Soul' Putra Managing Director WealthFlow 19 Technology www.P3KCheckUp.com Founder IBC/Indonesian Business Community Motivator Keuangan Indonesia 0815 1999 4916


#FromProfessionalMotherToMomPreneur
#KeuanganKeluarga
#KelolaKeuanganKeluargaWorkshop
#WorkshopKelolaKeuanganKeluarga
#PelatihanKelolaKeuanganKeluarga
#MotivatorKeuangan
#PraktisiKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow