The Ultimate Financial Resolution 2019

Apa yang Anda bayangkan ketika mendengar kata Resolusi Keuangan?


Sekedar eforia membuat Rencana Keuangan tahun depan?
Ataukah Anda secara Tahu-Paham-Sadar (TPS) untuk melaksanakannya?

Bagi kebanyakan orang, membuat Resolusi Keuangan seperti kita mengucapkan 'Harapan' pada saat ketika meniup lilin di acara ulang tahun.

Jika tercapai, kita bersyukur, jika tidak tercapai, ya tidak apa-apa.

Tidak ada suatu hal yang dipertaruhkan, tidak ada gregetnya.

Beda konteksnya, jika ini menyangkut 'hidup mati' dan 'harga diri' apalagi memiliki nilai spiritual, misalnya.

Jika saya tidak mencapai target tersebut, akan mengganggu kestabilan keuangan keluarga dan saya akan di kejar-kejar debt collector.

Ini bisa jadi pemicu yang powerfull untuk kita laksanakan.
Otomatis, kita akan berjibaku untuk mencapai target tersebut.

Dalam Dunia PerMentoringan, ada satu Metode Klasik yang menjadi Pavorit para Pemberdaya Manusia.

Namanya, GROW.

Mari kita merefresh metode di atas sembari menikmati secangkir teh hangat di hari yang cerah ini.

GROW merupakan singkatan dari Goal, Reality, Obstacle dan Way forward.

Goal/tujuan adalah titik akhir.  Sering di sebut, starting with the end.
Di mana nanti, kita ingin berada.
 
Tujuan tersebut harus didefinisikan sedemikian rupa sehingga sangat jelas bagi kita, ketika kita telah mencapainya.
Misalnya : Kita ingin keluar negeri.
 
Maka Rumus 5W+1H+1M bisa kita terapkan.

"Saya ingin ke luar negeri (what), yakni ke : Turki (where) pada tanggal 29 Mei 2019 M (when) karena ada Festival Al Fatih di Kota Istanbul (why) bersama pasangan hidup saya (who) naik pesawat Turkish Airlines (how) dengan bekal Rp 20jt (money) selama 5 hari.

Setelah membuat GOAl, dilanjutkan dengan :
Reality/realitas adalah tempat kita sekarang berpijak. Apa masalah, tantangan, dan seberapa jauh kita dari tujuan tersebut?

Berarti secara waktu, kita membutuhkan goal tersebut 5 bulan ke depan, agar bisa terealisasikan.

Dalam konteks  Motivasi Keuangan, jika kita butuh Dana Rp 20jt lima (5) bulan lagi, jika menggunakan cara menabung, maka kita perlu Rp 4jt per bulannya, agar tercapai tujuan tersebut.

Jika tidak, kita bisa berbisnis yang menghasilkan Rp 20jt dalam 5 bulan ke depan.

Atau bisa juga kita mulai berinvestasi secara rutin, agar 2 atau 3 tahun lagi, investasi kita bisa berkembang, tetapi konsekuensinya, mimpi keuangan 5 bulan lagi otomatis akan mundur dari rencana.

Inilah masalah, tantangan, dan seberapa jauh kita dari tujuan kita tersebut.

Atau jika kita nekat, kita bisa berutang terlebih dahulu, dengan segala konsekuensi logisnya.

Di luar itu semua, jika kita yakin bisa ke Turki sesuai tanggal yang di targetkan, maka Insya Allah, semesta akan mendukung untuk mempercepat Mimpi Keuangan tersebut.
Sekarang kita masuk ke :

Obstacle/rintangan yaitu akan ada Hambatan yang menghentikan kita dari tempat kita berada sekarang ke tempat yang kita inginkan.

Jika tidak ada Rintangan, maka kita sudah akan mencapai tujuan tersebut.
Misal, tidak punya uang sama sekali, bukan berarti tidak ada jalan keluar.

Selalu ada jalan ke luar untuk menuju Mimpi Keuangan tersebut.

Rintangan, sebesar apapun  masalahnya, jika kita potong kecil-kecil, akan terlihat kecil.

Justru inilah yang membuat Hidup kita menjadi bergairah, agar kita bisa mengurai masalahnya satu demi satu.

Kita list, apa saja rintangannya, misal untuk ke Turki, kita harus punya pasport, maka langkah pertama kita keluar dari rintangan tersebut adalah dengan membuat pasport.

Lalu kedua, kita harus punya bekal uang Lira (mata uang Turki) atau membawa mata uang Euro atau Dollar, artinya kita harus punya rekening di bank, yang nantinya bisa kita ambil via ATM ketika berada di Turki.

Atau kita menukarkan uang rupiah kita ketika masih di Indonesia, dst.

Selain obstacle, bersama-sama rintangan, ada pilihan-pilihan menjawab masalah di atas.

Option/pilihan muncul setelah Hambatan telah diidentifikasi, kita perlu menemukan cara untuk menghadapinya.
 
Jika kita ingin membuat kemajuan, maka pilihan-pilihan inipun, kita harus list jalan keluar nya satu demi satu.

Bisa pilihan Simpanan, Menabung atau berInvestasi demi tercapainya tujuan.

Jika kita ingin ke luar negeri, minimal ada 3 kategori kelompok :

1. Tourist, bisa group/kelompok atau privat (spesial) dari Biro Perjalanan.

Kelebihannya adalah bisa dipastikan Terjadwal dari rencana, karena semua sudah di atur dan dipersiapkan secara detail baik di Indonesianya, atau di luar negeri.

Adapun kekurangannya, kita tidak bisa explor secara mendalam 1 atau beberapa objek wisata yang sangat kita senangi.

2. Traveler : bisa secara berkelompok atau pribadi.
Sifatnya lebih ke Personal, Mandiri, Tergantung sikon dan dana.

Untuk traveller sendiri juga ada 2 kategorisasi :
 
a. Backpacker, yang biaya/budget menjadi titik tumpu, mengunakan prisip-prinsip ekonomi, bagiamana dengan pengeluaran semininal mungkin akan mendapatkan hasil semaksimal mungkin.

Untuk tipe ini, kita tidak bisa dadakan, perencanaannya harus sangat matang, karena minimal tiket pesawatnya harus tiket promo, yang bisa di pesan 1 tahun sebelumnya.

b. Flashpacker, yang uang-nya mungkin bukanlah sebuah persoalan, tapi lebih kepada rasa nyaman (comfort), tapi juga bukan kemewahan (luxury) layaknya jadi tourist.

Kekuatan traveller, bisa explor daerah dan budaya setempat secara mendalam.

Waktupun, asal memang bermanfaat bisa lebih panjang di sebuah titik kedatangan.

3. Adventurist : Berpetualang, Semi bekerja dan SERU.
Untuk seorang petualang, memacu adrenaline adalah justru yang dicari.

Semakin menantang, semakin asyik.
 
Misalnya berpetualang di wilayah konflik, sembari bekerja 'jalan-jalan' nya menghindari desingan peluru, dll.

Setiap kategorisasi di atas, adalah pilihan-pilihan yang perlu kita renungkan untuk kita bisa mencapainya.

Yang terakhir dari Metode GROW adalah Way forward/jalan ke depan alias melaksanakannya.

Kita perlu mengkonversinya  menjadi langkah-langkah tindakan dan taktis yang akan membawa kita ke tujuan.
Ibarat kita berkendaraan ke sebuah kota, tentu akan kita dapati lampu merah di sebuah persimpangan.

Pertanyaannya, apakah kita akan jalan lurus atau berbelok?

Jika jalan lurus, berarti kita masih on the track terhadap Mimpi Keuangan kita.

Tapi jika kita harus berbelok, pastikan tidak menjauh terlalu jauh dari tujuan awal.

Misalnya, kita mendapatkan tiket lewat sebuah organisasi kemanusiaan dimana kita diminta untuk Sharing Ilmu sesuai kapasitas kita.

Berarti, tinggal mencari tiket pasangan kita saja, agar kebersamaan dalam GOAL yang telah kita canangkan menjadi terealisasi.

Walaupun way forward adalah langkah maju ke depan, seyogyanya secara waktu, itu adalah countdown (hitung mundur) dari rencana kita.

Maka selain ittinerary waktu di tujuan nantinya, maka time schedule mulai saat ini kudu kita buat bersama evaluasi bulanannya.

Yakinilah, ada sebuah keajaiban ketika kita terus menerus memikirkan dan melaksanakan rencana-rencana di atas.

Siap Membuat dan Melaksanakan Resolusi Keuangan 2019!


Hari 'Soul' Putra  
Managing Director WealthFlow 19 Technology www.P3KCheckUp.com  
Founder IBC/Indonesian Business Community
Motivator Keuangan Indonesia 
0815 1999 4916



#TheUltimateFinancialResolution2019
#KeuanganKeluarga
#KelolaKeuanganKeluargaWorkshop
#WorkshopKelolaKeuanganKeluarga
#PelatihanKelolaKeuanganKeluarga
#MotivatorKeuangan
#PraktisiKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow