Resesi Ekonomi diantara 2 Sisi KOIN Pendapatan dan Pengeluaran (bagian 1)


Happy Friday-Apa hubungan antara perang dagang Amerika-China dengan pengelolaan keuangan kita sehari-hari?

Kenapa Perang Mata Uang (Currency War) antara Dollar Versus Yuan atau Alipay Vs Libra (jika jadi) akan membuat kita panas dingin?

Resesi Ekonomi di antara 2 sisi KOIN (Bagian 1)
Kenapa kita perlu mempelajari Ekonomi Makro dan Geopolitik internasional?
 
Adalah beberapa pertanyaan yang sering dilontarkan ketika kita melihat ada hal aneh dari sistem ekonomi kita hari ini.

Mereka yang berperang, kita yang terkena imbasnya, baik langsung ataupun tidak.

Saya tidak akan membahas dalam perspektif makro ekonomi, tetapi melihatnya dari sisi Ilmu Motivasi Keuangan.

Menurut salah seorang mentor saya, mata uang di dunia ini bukanlah dollar, bukan yuan, bukan euro, bukan rupiah, bukan dinar tapi WAKTU.

Waktu yang sama-sama dijatahi Tuhan, 24 jam sehari semalam.

Ada yang bisa mendayagunakan waktunya secara efektif, efisien dan produktif, ada yang tidak.

Sehingga, waktulah yang seharusnya menjadi mata uang kita di dunia ini, sementara dollar, yuan, euro, rupiah, dinar, dan lainnya hanyalah masalah kesepakatan saja, layaknya kita hidup di era barter, asam di gunung garam di laut, ketemunya di kuali/panci :-)

Menurut KBBI daring yang dikeluarkan oleh Kemendikbud RI, koin adalah mata uang logam, layaknya Dinar (emas), Dirham (perak), Fulus (tembaga) dan logam-logam yang lainnya.

Bahkan masih terjadi latah istilah di beberapa desa di Indonesia, ketika menyebutkan mata uang rupiah, misalnya Rp 1000 di baca Seribu Perak.

Uangnya uang kertas, peraknya sudah tidak ada lagi.
Bukan perak ala Mata Uang Kuno.

Artinya, yang namanya KOIN hari ini bisa saja dipahami sebagai Mata Uang Logam, yang benar-benar ada logamnya.

Mata Uang Rupiah, karena bertransformasi sesuai kebutuhan zaman.

Atau Mata Uang Digital yang bisa kita gunakan buat belanja, makan, naik ojek dan lainnya.

Dan akhirnya definisi uang menurut KBBI daring sebagai alat tukar atau standar pengukur nilai (kesatuan hitungan) yang sah, dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara berupa kertas, emas, perak, atau logam lain yang dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu mungkin perlu di revisi.

Walau Uang Digital atau Uang Elektronik hari ini masih di bawah pengawasan BI dan OJK (untuk turunan penggunaan teknologinya) tetap saja akhirnya, UANG hanyalah IDE yang kita implementasikan sesuai kesepakatan.

Hari ini ide tersebut, bisa di buat oleh negara, bisa perusahaan, masyarakat, komunitas atau antar individu.


2 Sisi KOIN (Mata Uang)

Jika kita melihat dari berbagai perspektif, maka dimensi uang akhirnya akan kembali ke-3 periode yakni, Dimensi masa lalu, Dimensi masa sekarang dan Dimensi masa depan.

Anggap saja kita hari ini seperti 7 pemuda dan 1 anjingnya yang lagi menyepi di sebuah gua (Sejarah Ashabul Kahfi atau Seven Sleepers, saya pernah melihat guanya di versi Ahli Sejarah Turki, dan Insya Allah pekan depan akan berkunjung ke versi Ahli Sejarah di Jordania) karena dikejar-kejar Raja yang lalim.

Lalu kita membawa Koin Warig (Bahasa Quran atas Dirham/Perak) zaman itu ke sebuah rumah makan, apakah di rumah makan tersebut akan menerimanya?

Bisa jadi di tolak karena tidak sesuai perkembangan zaman.
Tetapi secara nilai intrinsik atau nilai yang melekat, perak tersebut akan tetap di hargai secara proporsional.

Apalagi jika pemilik rumah makan tersebut adalah seorang numismatik alias ahli mata uang kuno.

Katakanlah 1 wariq atau 1 Dirham perak sebesar Rp 70 ribu, maka di tangan si numismatik, bisa jadi senilai Rp 70 juta atau 1 miliar akibat kelangkaannya.

Begitulah nilai uang sejatinya di sebuah komunitas.
Itu jika kita melihatnya dari dimensi masa lalu, bagaimana dengan masa sekarang di tahun 2019 M?

Di dimensi masa sekarang, 1 bulan lalu terjadi pemadaman listrik oleh PLN (Perusahaan Listrik Negara).

Bagaimana uang 'modern' bernama Uang Digital menjadi tidak laku alias di tolak di berbagai merchant karena ketiadaan otorisasi akibat jaringan listrik.

Walau kita punya uang banyak, dalam bentuk digital, uang kita tidak berlaku hingga kondisi kembali normal.

Bagaimana jika kejadian 1 hari tadi terjadinya berbulan-bulan seperti kejadian Gempa dan Tsunami di Aceh, Lombok, Palu dan lainnya?

Betapa terganggunya hidup kita akibat musibah seperti di atas.

Jadi, jika harus melihat dari perspektif masa depan, maka uang fiat/uang yang nilainya berasal dari regulasi atau hukum sebuah pemerintahan dan uang kertas serta uang digital, sebaiknya dipunyai secukupnya saja.

Sesuai kebutuhan dan peruntukkannya, jika kita memang butuh kita isi, jika tidak alokasikan ke yang lainnya.

Bersambung ke bagian-2


Hari 'Soul' Putra
Managing Director WealthFlow 19 Technology
www.P3KCheckUp.com
Founder IBC/Indonesian Business Community
Motivator Keuangan
 

 
#ResesiEkonomiDiantara2SisiKoinPendapatanDanPengeluaranBagian1
#MotivatorKeuangan
#SpiritualFinance
#KetenanganKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow
#MengaturPendapatan
#HariSoulPutra
#ManajemenKeuangan