Happy Friday-Tahun
2005 adalah tahun dimana titik balik kehidupan bagi saya.
Mencoba membalikkan keadaan Mental yang lagi
terpuruk.
Mungkin, jika bukan ketemu Para Mentor
yang pas, bisa jadi Arthur Fleck alias Joaquin Phoenix di film Joker.
Tanpa berusaha menghiperbolakan keadaan, setiap
orang punya potensi menjadi Joker atau Batman karena adanya Niat dan Kesempatan.
Pilihan itu sepenuhnya ada di tangan kita.
Apalagi bila Kondisi Keuangan kita juga lagi
terpuruk.
Entah di pecat dari kerjaan atau tidak adanya
pemasukan yang bisa menghidupi aktivitas kita sehari-hari.
Turbulensi Keuangan |
Seperti layaknya perputaran bumi, maka
turbulensi keuanganpun juga hal yang biasa dari kehidupan keuangan kita.
Hanya memang, ada yang siap dan ada yang tidak
siap menerimanya.
Bagi yang siap, bisa jadi akan naik kelas,
karena keuangannya lagi di uji.
Bagi yang tidak siap, maka resepnya adalah BDKK
(Berdamai Dengan Keadaan Keuangan).
Menerima yang ada dan masih bisa kita pegang
hari ini, melakukan cut off terhadap utang atau kewajiban yang
menghimpit.
Tidak saja secara teknis keuangan, tetapi juga cut
off (menghentikan sesuatu) gaya hidup konsumtif dan tidak produktif yang telah
kita lakukan bertahun-tahun.
Turbulensi Keuangan
Turbulence dalam
Bahasa Inggris berarti :Pergolakan, Kerusuhan, Kekacauan atau gerakan putaran,
dalam bahasa Indonesia, turbulensi menurut KBBI daring berarti : Keadaan
terganggu karena perubahan yang tidak dapat diprediksi dan dikontrol.
Jadi, Turbulensi Keuangan bermakna Perubahan
Kondisi Keuangan.
Biasanya dari surplus ke minus,
dari kondisi comfort menuju uncomforted.
Jadi, jika kita bukan pengelola atau pengambil
kebijakan negara, maka kondisi tersebut memang tidak bisa kita prediksi dan
kita kontrol.
Seperti kenaikan harga BBM (Bahan Bakar
Minyak), TDL (Tarif Dasar Listrik) dan lainnya, tetapi kita punya pegangan yang
kuat terhadap UANG yang sudah ada di tangan kita.
Mau kita sedekahkan, kita belanjakan atau kita
investasikan dan seterusnya.
Tetapi sejatinya di kondisi dan situasi apapun,
sebenarnya kita bisa mengontrol keuangan kita.
Apa kata kuncinya?
"This too shall pass, ini juga
akan berlalu."
Bagi yang punya duit, apakah selamanya duit
tersebut akan selamanya kita pegang?
Apakah yang tidak punya duit selamanya duit
tersebut akan selamanya tidak kita pegang?
Jawabannya sama, "This too shall pass,
ini juga akan berlalu."
Dalam Bahasa Chrisye (Alm), Badai Keuangan pun
akan juga berlalu.
Kembali ke tahun 2005, kondisi psikologis dan
keuangan saya memang lagi tidak diharapkan, walau bukan tidak ada harapan untuk
bangkit.
Karena ketika seseorang lagi terpuruk, yang
dibutuhkan sebenarnya bukan solusi teknis jangka pendek saja, tetapi menyadari
bahwa kita salah langkah dan melakukan turn around.
Nah untuk melakukan turn around inilah, Mentor
yang pas kita perlukan agar berjalannya kita ke depan bisa lebih aware.
Kalo sekedar seorang coach, saran dan
tindakan kita ke depan bisa jadi benar juga, tetapi merasakan apa yang kita
rasakan dan sudah melampauinya, ini peran seorang mentor.
Bagi saya, ini lebih pas buat kita ikuti.
Kenapa?
Karena beliau bisa bercerita bagaimana
melakukan Exit Strategy ketika di kondisi kita saat itu.
Adapun seorang coach hanya menggali dan
bertanya tanpa mereka harus merasakan betapa 'pedihnya' kondisi kita saat itu.
Ibarat seorang Football Coach yang
memberikan saran dan strategi dari luar lapangan, tanpa beliau sendiri terjun
ke lapangan.
Bagus buat jalan kita ke depan, tetapi
persoalan rasa itu harus di alami juga.
Karena bagi seorang mentor, menyelami
apa yang kita rasakan saat ini dan pernah melaluinya dan berhasil, akan lebih
powerful dalam membawa kita ke puncak sukses keuangan di masa depan.
Ibarat dalam kondisi normal, teori berenang itu
bisa menjadi pijakan, tetapi dalam kondisi tidak normal atau lingkungan tidak
beraturan, yang kita sebut Langkah-Langkah Sukses menjadi NIHIL.
Seperti ketika kita tenggelam, semua jurus
berenang menjadi tidak berarti, karena kita lagi dihadapkan pada kondisi mati
atau hidup.
Setelah ketemu Mentor yang pas, ikuti
petunjuknya walaupun terasa pahit.
Karena Mentor Sejati, tidak akan
mencelakakan Mentee-nya, justru ingin Si Mentee lebih sukses dari
dirinya (Significance Level).
Bagaimana agar naik ke Level Ketenangan
Keuangan?
Kita bahas di bagian 2 ya...
Hari 'Soul' Putra
Managing Director WealthFlow 19 Technology
www.P3KCheckUp.com
Founder IBC/Indonesian Business Community
Motivator Keuangan
#AntaraTurbulensiKeuanganDanTitikKetenanganKeuanganBagian1
#MotivatorKeuangan
#SpiritualFinance
#KetenanganKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow
#MengaturPendapatan
#HariSoulPutra
#ManajemenKeuangan
Managing Director WealthFlow 19 Technology
www.P3KCheckUp.com
Founder IBC/Indonesian Business Community
Motivator Keuangan
#AntaraTurbulensiKeuanganDanTitikKetenanganKeuanganBagian1
#MotivatorKeuangan
#SpiritualFinance
#KetenanganKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow
#MengaturPendapatan
#HariSoulPutra
#ManajemenKeuangan