Strategi Sun Tzu dalam V.U.C.A.S dan Manajemen Aset Keuangan-Part 1

Oleh : Hari Soul Putra

Perang adalah pertempuran besar bersenjata antara dua pasukan atau lebih.

Tapi perang hari ini, tidak melulu menggunakan senjata layaknya pistol atau senapan, tetapi perang di bidang ekonomi juga perang.

Masih ingat bagaimana Krisis Moneter melanda Indonesia?

Bukan semata masalah ekonomi, tapi itulah perang yang tidak bisa kita antisipasi ketika ada pihak lain yang menyerang fundamental ekonomi kita.

Bahkan jika kita lihat sejarahnya, perkembangan awal internet adalah alat perang USA (United State of America) untuk mendominasi dunia.

Termasuk juga penggunaan istilah V.U.C.A.S : Volatility (gejolak), Uncertainty (ketidakpastian), Complexity (kerumitan), Ambiguity (kebingungan) dan Stagnancy (kemandekan) dalam dunia bisnis dan teknologi, awalnya merupakan istilah perang yang digunakan oleh militer Amerika paska perang dingin dimana menurut US Army War College adalah Fog War (Perang Kabut) dikarenakan keterbatasan informasi terkait kondisi alam dan kemampuan pihak lawan.

Jika kita menggunakan pisau bedah Analisa VUCAS, maka proses ini merupakan proses bertahap yang dilakukan untuk mengidentifikasi setiap permasalahan pada bisnis dan kehidupan serta mencari solusi jitunya.

Ada aspek kemampuan memahami situasi dan ada aspek kemampuan memprediksi sesuatu guna memberikan sebuah solusi, apa yang harus dilakukan kedepannya.

Jika waktu saya masih menjadi mahasiswa ada mata kuliah forecasting, maka forecasting hari ini bukan saja ‘menebak’ data linier, tapi juga data unpredictable yang bisa saja terjadi kapanpun dan siapapun.

Siapa yang menyangka, bahwasanya Blue Bird, perusahaan transportasi raksasa akan di salip oleh Go-Jek yang notabene bukan perusahaan transportasi, tapi perusahaan anabler alias solusi pemasaran lewat digital.

Sesuatu yang tidak mungkin hari ini, bisa jadi menjadi masuk akal pada masa depan.

 

Strategi V.U.C.A.S vs V.U.C.A.S

Jika angin Volatility (gejolak) yang menghempaskan sendi-sendi keuangan kita terjadi maka kita harus meluruskan Vision (visi dengan kesadaran) diri kita untuk re-learning (belajar ulang) dengan memandang semua peristiwa dengan kacamata learner (pembelajar sejati) yakni menjadi pembelajar cepat dengan terus meningkatkan daya analisa dan sintesa.

Jika petir Uncertainty (ketidakpastian) yang menyambar maka elakkan dengan Understanding (kesadaran komitmen) untuk sukses dengan selalu membuka analisa masalah menggunakan 7 mata pisau bedah kesuksesan yakni : Visi sukses, Potensi sukses, Peluang sukses, Motivasi sukses, Misi sukses, Strategi sukses, dan Aksi sukses dibarengi komitmen dan disipin yang tinggi.

Jika awan Complexity (kerumitan) yang menyelubungi maka menghindari dengan Clarity (kejernihan prestasi) untuk tetap berlaku profesional, melakukan segala sesuatu secara tertib dan proporsional.  Yakin akan keputusan yang benar dan melakukan tindakan yang baik untuk kualitas yang terbaik.

Jika langit Ambiguity (kebingungan) yang menutupi sehingga sinyal navigasi pesawat terganggu maka mengkalibarasi radar Agility (ketangkasan melindungi) dengan memegang prinsip yang teguh.

Bersihkan selalu ‘radar’ jiwa agar senantiasa tangkas dalam menangkis serangan dari dalam dan luar, yakni : apa yang bernilai dalam hidup, apa yang kita bela, bagaimana membuat sesuatu menjadi bernilai dan setiap positioning ada pengorbanan.

Jika udara Stagnancy (kemandekan) yang diam alias tidak bergerak sehingga melenakan maka pesawat diri kita harus tetap bergerak dengan Sustainability (ketahanan perbaikan terus menerus) karena hidup adalah gerak.

Agar terjadi pertumbuhan, gerakan memutar kehidupan harus terus dijaga.

Itulah esensi Strategi V.U.C.A.S

 

Strategi Keuangan ala Sun Tzu

SUN WU, jendral yang juga ahli strategi militer kaisar China, 2.500 tahun yang lalu pernah menulis tentang Strategi berbasis harapan.

Tulisan Master Sun, atau Sun Tzu ini, kemudian dibukukan dengan judul “The Art of War.”

Buku yang pertama kali diterjemahkan dan diedarkan dalam bahasa Prancis tahun 1772 tersebut, menjadi rujukan masyarakat Barat, juga memengaruhi banyak usaha di Asia, Eropa, dan Amerika termasuk dalam budaya, politik, bisnis, dan olahraga.

Sun Tzu berpesan : "Bila pasukan sudah dalam keadaan terdesak dan musuh meminta agar kita menyerah, maka kalau kita punya tiga kekuatan yakni senjata, makanan dan harapan, yang harus diserahkan pertama kali adalah senjata.

Bila hanya ada dua, yakni makanan dan harapan, maka yang harus diserahkan pertama kali adalah makanan.

Intinya Sun Tzu berpesan, harapan haruslah dipertahankan sampai titik darah penghabisan.

Karena harapan adalah api yang dapat memunculkan keberanian para perwira dan serdadu untuk menang.

Lantas apa hubungannya, Strategi berbasis harapan Sun Tzu dengan Manajemen Aset Keuangan kita?

Kita lanjut Part 2 ya

Jika Anda tertarik Mengembangkan Potensi Diri Pribadi, Mendesain Batik dalam perpaduan bentuk, warna dan pesan layaknya Desainer kelas dunia via Workshop Online Membatik Orientasi Ekspor Sabtu, 21 November 2020 pukul 09.00 - 12.00 Wib untuk detail informasinya bisa buka disini.

Wallahu'alam....

 

Hari 'Soul' Putra

Managing Director WealthFlow 19 Technology

 

#StrategiSunTzuDalamVUCASDanManajemenAsetKeuanganPart1 #MotivatorKeuangan #HariSoulPutra #SuksesKeuangan #MemenangkanKrisisDenganMotivasiKeuangan #KetenanganKeuangan #MotivasiKeuangan #TerapiKeuangan #TerapiCashFlow #KuliahOnline #BelajarMasaKini #CoachingOnlineBersamaHariSoulPutra #SeminarOnline #SolusiUtangMenumpuk #ManusiaBeruntung3Dimensi #JasaKonsultanKeuanganRumahTangga #FinancialMotivator #KeuanganBerbasisSpiritual #MotivatorKeuanganIndonesia