Viral Marketing, antara Productive Income Vs Passive Income (Bagian 1)


Dalam khazanah dunia per-MLM-an sudah jamak di doktrin 3 jenis income/pendapatan, yakni :

1. Active income
Yang merupakan pendapatan yang dihasikan dari kerja langsung kita, misalnya seorang karyawan yang mendapat gaji bulanan.
Atau seorang trainer dari aktivitas mengajarnya, dst.

2. Massive income
Yang merupakan pendapatan yang dihasilkan dari kerja dalam bentuk proyek-proyek besar yang angkanya fantastis, misal pembuatan jalan tol di sebuah daerah, dengan modal dan SDM yang besar juga.

3. Passive income
Yang merupakan pendapatan yang dihasilkan dari kerja tidak langsung kita, misalnya membuat buku yang akhirnya mendapatkan royalti, punya bisnis yang dijalankan pihak lain, sementara kita menikmatinya dengan santai, atau seorang juragan kontrakan yang menyewakan rumah atau tanahnya kepada orang lain dsb.

Jika kita minta pendapat banyak orang, tentulah pilihan ke-3 yang akan banyak orang cari dan jadi rebutan.

Makanya Konsep Passive Income, sangat Populer di dunia per-MLM-an.

Dan secara Teorinya, Bisnis Model ala Network Marketing, Sistem Franchise dan Bisnis Korporasi bisa membuat orang menjadi memiliki "Passive Income".

Benarkah demikian?

Jika kita bahas secara detail dan kita lihat fakta di lapangan, ternyata orang-orang dengan Aset Triliunan, bukanlah para pemalas yang hidup santai sambil ongkang-ongkang kaki menunggu setoran.

Kita ambil satu atau dua contoh, Warren Buffet, Legenda Pasar Modal dan Bill Gates, Pendiri Microsoft (untuk detailnya, silahkan baca Buku Your life your legacy oleh Roger Hamilton).

Jika cita-cita pensiun dan hidup dari akumulasi aset sambil santai, duduk manis dan tenang, maka harusnya Warren Buffet sudah lama tidak terdengar mengelola perusahannya.

"Jika pensiun berarti berhenti bekerja untuk melakukan hal-hal yang Anda senangi, Warren Buffet telah pensiun sejak ia mulai berinvestasi"

Atau mengapa Bill Gates terus bekerja setiap hari?
 
Ini jawabannya :
 
"Saya memiliki pekerjaan paling menyenangkan di seluruh dunia, dan saya sangat menyukai pergi bekerja setiap hari karena selalu ada tantangan baru, kesempatan baru, dan hal-hal baru yang dapat dipelajari.  Jika Anda menyukai pekerjaan Anda seperti ini, maka Anda tak akan pernah kelelahan"

Jadi sebenarnya saya tidak terlalu suka dengan istilah Passive Income, lebih senang dengan istilah productive income, dimana harta tersebut mengalir dari keringat sendiri dan telah terdistribusi dengan baik kepada orang-orang yang membutuhkan.

Saya harus katakan, ada Sahabat saya yang mendefinisikan tahap MAPAN ketika kebutuhan dasar, investasi dan gaya hidup dipenuhi dari pendapatan pasif atau passive income.

Kalo saya sendiri memiliki pemahaman, apa yang di kenal dengan istilah Tangga Ketenangan Keuangan dimana dasarnya adalah KECUKUPAN HIDUP, apakah kita merasa LAPANG atau sempit dalam mengelola harta kita.

Untuk sampai Tahap TENANG, maka  terpenuhinya Kebutuhan Dasar (Biaya Hidup, bukan Gaya hidup), Sedeqah terstruktur, Investasi secara rutin dan Gaya hidup (life style) semurah mungkin di penuhi dari Pendapatan Distributif (distributive income).

Seperti kita berjihad dengan Harta dan Jiwa,
 
Bukan banyak sedikitnya harta kita yang menjadi ukuran tapi keberkahan itulah yang harus kita imani.

Dengan hidup dalam keberkahan, hati menjadi tenang dan Insya Allah, Rezekipun akan tidak berbilang, rezeki dari tempat yang tidak terduga.

Wallahu'alam...

Bersambung ke bagian 2


Hari 'Soul' Putra
Managing Director WealthFlow 19 Technology www.P3KCheckUp.com
Founder SWAT ACTION
Motivator Keuangan Indonesia
0815 1999 4916


#ViralMarketing
#KetenanganKeuangan
#ActiveIncome
#MassiveIncome
#PassiveIncome
#ProductiveIncome
#DistributiveIncome