Formula Kaya (Wealth Formula) ala HSP (Bagian 2)


Happy Friday ~ HSP adalah inisial saya, Hari Soul Putra.

Melanjutkan bagian pertama, dari Formula I.S.I.S (Income-Saving-Investing-Simplicity), saya coba Modifikasi ke kehidupan saya sehari-hari.
Blogger-Trainer-Traveler

Productive Income

Dimulai dari merubah mindset saya dari Kaya menjadi Sejahtera.

Dari mencari uang, merubahnya agar di kejar uang.

Merubahnya dari besi menjadi magnet.

Dari active income menjadi productive income.

Kenapa bukan Passive Income?

Karena dalam pemahaman saya, tidak ada yang namanya Passive Income.

Jika aliran Passive Income bilang, duduk-duduk manis maka uang akan datang dengan sendirinya, bagi saya itu ILUSI.

Ketika kita punya uang, lalu kita depositokan, lantas dapat bunga, sebenarnya kita tidak lagi 'dapat uang' secara gratis, tetapi proses itu kita 'punya tim' yang bernama bank beserta perangkatnya lagi 'bekerja' buat kita dengan mencari debitur yang mau meminjam uangnya di bank tersebut.

Selisih antara bunga bank yang dibebankan dengan peminjam dengan 'uang deposito' kita itulah yang akan menjadi keuntungan bank dan buat bayar bunga kepada kita.

Artinya, tetap ada proses panjang 'pertaruhan' uang kita alias risiko yang kita ambil ketika kita mendepositokan uang kita.

Contoh lain, ketika kita punya kontrakan atau kost-kostan buat mahasiswa, apakah kita duduk manis, lantas uang akan datang?

Tidak, tapi kita punya tim yang menjalankannya.

Jika tim ini berhenti, berhenti juga uang masuk kita.
Ada juga yang bilang, karya intelektual seperti buku dan lagu, misalnya.

Alhamdulillah, buku ke-3 saya, Wealth Flow 19 (Rahasia tentang Uang, Kekayaan dan Kesejahteraan) yang di terbitkan Penerbit Gramedia sempat lama terpajang di rak-rak buku TB Gramedia seluruh Indonesia.

Ketika terjadi penjualan, saya dapat royalti dari buku tersebut, tanpa saya harus susah payah menjualkannya.

Apakah ini yang disebut Passive Income, saya bilang tidak!

Karena jika pihak Penerbit Gramedia tidak menjualkan buku tersebut, maka saya tidak dapat royalti.

Artinya, bukan Passive Income, tapi Productive Income dengan kita punya 'tim' di dalamnya.

Ketika kita punya tim pun, tetap harus kita kontrol, jika tidak, kita akan di 'bohongi' oleh tim kita.


Modifikasi Formula Kaya

Bagaimana cara mendatangkan income (pendapatan) ke diri kita ala HSP?

1. Income = Blogger atau Aktivitas Blogging.

Jika seorang karyawan menukarkan waktunya dengan gaji bulanan, maka saya menukarkan waktu saya dengan aktifitas via blogging.

Kata Kunci-nya adalah We Love We Do, mencintai apa yang kita kerjakan.

Saya memulai aktivitas blogging pertama kali di tahun 2009 dengan memiliki Web Blog www.P3KCheckUp.com (Pembicara-Penulis-Perencana Keuangan).

Awalnya sangat tidak nyaman sekali, saya harus membuat Content web blog, mendisiplikan diri saya agar Consistent dalam menulis, dan memastikan adanya Coin atau uang yang masuk ke kantong saya.

Saat itu, murni mendapatkan income-nya dari Teaching, Training, Coaching, Mentoring, Consulting yang bersifat offline, artinya ketika ada lembaga/institusi/perusahaan/yayasan dll mengundang saya, saya menukarkan waktu dan keahlian saya untuk melakukan proses transformasi keterampilan (skill) saya ke audient’s.

Lalu, beberapa media meminta saya untuk menuliskan artikel seputar Motivasi Keuangan, disana saya dapat Fee/Honor menulis dll.

Setelah 10 tahun kemudian (10 Years Challenge) di tahun 2019, saya lebih banyak mencurahkan waktu saya di Blog Motivasi Keuangan www.HariSoulPutra.com (Blogger – Trainer  – Traveler – Creator).

Jadi, jika saya ditanya, apa profesi saya, saya akan jawab Profesi saya : Aktif Traveling (Traveler).

Apa Hobi saya : Ngisi Training (Trainer).

Dan dengan cara apa saya bisa mengaktualisasikan diri saya tanpa harus mengikuti Hierarki Teori Maslow, jawabannya Berbagi saya : Via Blogging (Blogger).

Saat itu, ada seorang Senior saya di ICMI dan Republika Online yang memberikan tips bagaimana menjaring uang 'lewat udara', yakni via internet.

Beberapa tips dari beliau a.l : Miliki Pendapatan dari Iklan langsung (Google AdSense), Afiliasi, Event, Membership, Jasa atau layanan keahlian, Review Produk dll.

Khusus untuk AdSense ini, seperti kita menanam padi, tidak bisa langsung panen, perlu proses panjang hingga bisa sampai 1.000-10.000 klik organik, baru kerasa duitnya.

Di luar itu, semakin sering kita Membaca, Menuliskan, Menjawab Masalah, Memberikan Solusi dan Mempraktekkan ide-ide kita, maka semakin expert-lah kita akan suatu bidang.

Hingga ada istilah, melampaui 10.000 jam terbang.

Maka nantinya, jika kita sudah punya Blog Otoritas, maka Expertise, Authoritativeness dan Trust (E-A-T) kita akan semakin tinggi.

2. Saving = Trainer atau Ngisi Training.

Jika blogging adalah aktivitas utama harian saya, layaknya orang bekerja di sebuah perusahaan, dan saya 'dibayar' dari blog tersebut, maka trainer atau mengisi training beserta variasi dan turunannya seperti Teaching, Training, Coaching, Mentoring, Consulting dll adalah konsekuensi logis dari hasil blogging tersebut.

Ketika mengisi training, saya bisa mendapatkan fee/honor yang lumayan dan mendapatkan Akomodasi dan Transportasi yang sangat layak dari aktivitas di atas.

Banyak para expert awalnya mempublikasikan ide-idenya lewat blog.

Selain mengenalkan keahlian yang mereka miliki, mereka mulai membentuk jaringan, apakah lewat offline ataupun online.

Dan sekali lagi 'tabungan' menanam ini, tidak ada yang instan.

Ketika saya hampir 1 tahun mengasuh rubrik Personal Finance di Portal Berita OkeZone, di lanjutkan rubrik Motivasi Keuangan di Republika Online (ROL) hingga sekarang (lebih dari 6 tahun), tantangannya adalah menyajikan tulisan dan jawaban berkualitas bukan perkara gampang, tapi itulah yang menjadi Catatan 'Tabungan Energi' saya.

Dari 'tabungan energi' inilah nantinya, saya punya network luar biasa di seluruh Indonesia dan beberapa negara di dunia seperti Hongkong, Singapore, Malaysia, Qatar, Turki, Saudi Arabiyah dll.

Tabungan ENERGI POSITIF (Epos) adalah semua hal baik yang kita lakukan, tanpa itung-itungan dan ihkhlas dan hal tersebut memberi manfaat kepada orang lain.

Hal baik sekecil apapun akan senantiasa terakumulasi menjadi tabungan kebaikan (tabungan energi positif/epos).

Kita tidak usah berharap kapan Allah SWT akan mencairkan tabungan kita, karena disaat kita ditimpa kesusahan, disaat kita memerlukan pertolongan, Insya Allah saat itulah TABUNGAN ENERGI POSITIF bisa kita cairkan.

Jadi, tetaplah Saving, Giving dan Sharing dalam irama mencari Redho Allah SWT.

3. Investing = Traveler atau Aktif Traveling.

Investasi itu ada yang bersifat fisik, misal beli emas, tanah, rumah, padi, lukisan dll.

Ada yang bersifat portofolio seperti deposito, obligasi, sukuk, reksadana, saham dll.

Ada juga yang bersifat digital seperti blog, mikro blog, domain, hosting, e-commerce, software, e-book, audio book, video book dll.

Tetapi ada juga investasi bersifat intelektual seperti karya buku, lagu, hak paten branding, foto, resep masakan dll.

Di luar itu semua, investasi yang patut menjadi perhatian kita adalah investasi dari leher ke atas seperti ikut training, coaching, seminar, workshop dll.

Dan yang tidak kalah pentingnya adalah wawasan dan pengalaman yang kita telah lewati.

Misalnya saya sendiri, selain 'berinvestasi' sejak kuliah menjadi Humas WRY (Wisata Remaja Jogjakarta), ikut aktif di dunia kepariwisataan dan ada Certified Training on Tourism Management by Department of Tourism Jogjakarta, serta masih aktif di acara Backpacker Dunia, juga telah melakukan banyak perjalanan ke berbagai kota di Indonesia.

Selain menjadikan traveling sebagai 'Profesi', dengan traveling ini, memungkinkan juga kita menjadi Tour Leader beserta turunan profesi lainnya, sembari jalan-jalan, kita punya income dari jalan-jalan tersebut.

Bahkan Sahabat saya, Pak Cheriatna www.Cheria-Travel.com telah melakukan perjalanan ke ratusan kota di seluruh dunia menjalankan hobinya dan dapat uang dari sana.

Jika kita bisa membuat niche market dari aktivitas traveling kita, maka uang akan datang menghampiri kita.

Banyak para Selebriti Instagram, Youtuber dll hidup dari investasi leher ke atas mereka.

4. Simplicity = Creator atau Menciptakan ide-ide baru.

Dari aktivitas berbagi menjadi Blogger (menghasilkan income), lalu mendapatkan panggilan sebagai trainer (bisa saving), hingga aktif menjadi traveler (melakukan investing), hingga tetap dengan gaya hidup semurah mungkin ala Creator (kebiasaan simplicity hidup semurah mungkin) dalam 1 siklus, dan kembali lagi Creator-Traveler-Trainer-Blogger, Insya Allah kita akan semakin kaya dan sejahtera.

Paling tidak, jika pola ini diterapkan secara istiqomah, Insya Allah kita akan semakin dekat dengan tangga-tangga menuju kekayaan dan kesejahteraan.

Seorang creator menjadikan aktivitas membuka network baru melalui silaturrahim di berbagai tempat, lalu mengkomunikasikannya kepada yang membutuhkan.

Salah satu mentor saya, dengan keahlian Creator dan Deal Maker yang terus beliau asah, hari ini bisa menjadi kaya raya.

Tapi ingat, semua itu tidak ada yang instan dan ada pengorbanan besar dalam menapakinya.

Untuk menjadi seorang Creator, tidak harus penemuan baru, tapi cara baru memecahkan masalah yang di hadapi masyarakat.

Sehingga, setiap Journey adalah Inspirasi dan pengayaan pengalaman yang akan membuat kita semakin bijaksana.

Wallahu'alam Bisshowab...


Hari 'Soul' Putra 
Managing Director WealthFlow 19 Technology
www.P3KCheckUp.com   
Founder IBC/Indonesian Business Community
Motivator Keuangan Indonesia 
0815 1999 4916

 
#FormulaKayaWealthFormulaAlaHSPBagian2
#MotivatorKeuangan
#SpiritualFinance
#KetenanganKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow
#MengaturPendapatan
#HariSoulPutra
#ManajemenKeuangan